[ Laman Ehwal Semasa ReformIS ]

TIM PENCARI FAKTA (INFORMASI DAN

Date: 05 Aug 1999
Time: 05:53:39
Remote User: -

Comments

TIM PENCARI FAKTA (INFORMASI DAN INVESTIGASI)

RABU, 4 AGUSTUS 1999

Seperti yang telah penulis laporkan sebelumnya, krisis bahan bakar begitu terasa oleh masyarakat Ambon khususnya oleh warga muslim Ambon. Untuk mengisi tangki mobil di Pom Bensin, setiap penumpang harus antri sampai dengan 3 jam. Itu pula yang dialami oleh kru investigasi Pos Keadilan saat mengisi bahan bakar di Pom Bensin Galala yang "TERPAKSA" harus menggunakan aparat untuk ke Pom Bensin tersebut. Salah seorang kru Pos Keadilan dari Tim Sosial, juga "DENGAN SANGAT TERPAKSA" membawa jergen ukuran lima liter pada saat mengisi tanki motornya. Hal ini dilakukan karena sepeda motor milik ikhwah lainnya hanya "menginap" di kantor DPD PK karena kehabisan bensin.

Alhamdulillah, setelah menunggu hingga sore dengan dibukanya Pom Bensin di Belakang Kota yang dikuasai umat Islam, sepeda motor milik ikhwah dapat beroperasi. Keadaan Ambon pada siang hingga sore hari di sepanjang Jalan Sultan Babullah hingga Pertokoan Batu Merah cukup ramai dengan lalu lalang kendaraan, tidak seperti di Selasa kemarin.

Ada satu hal yang membuat suasana Ambon dan orang-orang yang ingin keluar rumah menjadi khawatir pasca kerusuhan beberapa hari lalu. Penculikan dan pembunuhan secara diam-diam terus dilakukan oleh kaum kristen. Tercatat pada tanggal 3 Agustus kemarin, seorang warga OSM Pantai Wainitu muslim bernama RUBIYANTO yang berprofesi sebagai nelayan ditemukan telah menjadi mayat di depan Toko Swalayan Citra yang memang menjadi basis massa kuam kafir. Diceritakan bahwa warga muslim tersebut salah menumpang kendaraan umum yang sopir dan penumpangnya semuanya kaum kaffir. Warga muslim nelayan ini dibantai di depan Toko Citra.

Melihat saudara muslimnya dibantai dengan cara keji, beberapa warga muslim Ambon juga tidak tinggal diam. Pada jam 11.00 pagi tadi, seorang warga Nasrani ditemukan telah dalam kondisi tewas di Lantai II Gedung Ambon Plaza (salah satu pertokoan termegah di kota Ambon yang sejak kerusuhan minggu lalu menjadi sangat sunyi, tidak ada aktifitas pembelanjaan di Plaza tersebut).

Pada jam 10.00 WIT pagi sebelumnya, ada selebaran berupa pengumuman yang ditempel di beberapa tempat, berupa anjuran kepada umat Islam Ambon untuk tidak mendatangi/mengunjungi beberapa tempat yang berbasis Kristen walaupun itu hanya sekedar melewati daerah-daerah tersebut. Daerah-daerah yang dianggap rawan penculikan dan pembunuhan antara lain : Depan Toko Swalayan Citra, Kelurahan Batu Meja, Kelurahan Kudamati, Mardika, Rumah Tiga serta Halong yang semuanya berbasis Kristen.

Walaupun kondisi Ambon masih tegang, hari ini (Rabu) Tim Medis Pos Keadilan selalu berkeliling memberikan pelayanan kesehatan kepada para pengungsi. Pagi hingga siang hari, tim medis ini mendatangi pengungsi di Kebun Cengkeh, sementara siang hingga sore, pasukan tim medis yang terdiri dari DR. SAMSURI, SALAM STRAFANDIS (Mantri PK), MUH. NUR dan HAKIM RAHAWARIN, memberikan pelayanan kesehatan di Ruko Batu Merah yang penuh sesak dengan Pengungsi Id Berdarah.

Ada kisah menarik saat pasukan Tim Medis ini melakukan aksi medisnya di Ruko Batu Merah. Ceritanya, saat melakukan registrasi nama pasien yang mendaftarkan diri kepada Mantri Salam (begitu nama panggilannya) ada satu bayi laki-laki anak seorang pengungsi yang baru dilahirkan hari Selasa (3 Agustus). Sang ibu mendaftarkan anaknya kepada Mantri Salam untuk diperiksa Dr. Samsuri. Pak Mantri bertanya kepada sang ibu, siapa nama anaknya. Ibu tersebut menjawab bahwa anaknya belum memiliki nama. Pak Salam langsung bertanya kepada sang ibu bagaimana kalau anaknya, Pak Mantri yang beri nama lalu diperiksa dokter. Sang Ibu mengiyakan dan waktu Pak Mantri menawarkan nama bayinya "MUHAMAD ADIL", sang ibu dengan tersenyum mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dengan tersebut.

Selain para pengungsi, nasib mahasiswa muslim Universitas Pattimura Ambon begitu memprihatinkan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap sekitar 20 mahasiswa yang seluruhnya adalah korban kerusuhan ini, karena rumahnya terbakar, keinginan mereka untuk kembali ke kampus Unpatti sudah tidak mungkin karena kampus telah dikuasai oleh kaum kuffar. Sebagian dari mereka memiliki keinginan untuk pindah universitas. Jumlah mahasiswa muslim Unpatti cukup banyak yakni sekitar 35 % dari sekitar 9.000 mahasiswa. Itu berarti lebih dari 3.000 mahasiswa muslim terancam kuliahnya.

Di tengah ketidakpastian kuliah ini, kaum kuffar masih begitu biadab dengan membongkar ruangan sekretariat LEMBAGA DAKWAH KAMPUS AL IKHWAN UNIVERSITAS PATTIMURA serta mencoret dinding-dinding Mushollah Al Ikhwan dengan tulisan yang sangat menjijikkan pada selasa kemarin. Satu buah komputer milik LDK dicuri oleh kaum kufar ini. Seluruh dokumen dan arsip-arsip yang tersimpan dalam almari kesekretariatan dihamburkan ke luar ruangan dan dibakar. Peralatan sound system dan mesin sanyo untuk mengalirkan air wudhu juga hilang. Padahal mushollah ini berada satu gedung dengan gedung Fakultas Ekonomi dalam kampus Universitas Pattimura Ambon.

LDK, tempat menancapkan pilar-pilar Islam di kampus dan menyemai bibit-bibit Kader Aktifis Dakwah Kampus serta telah melahirkan banyak aktifis Dakwah, menjadi saksi bisu kebiadaban dan brutalitas kaum laknatullah. Seorang aktifis dakwah "AKHI ALI HUSNI" (mahasiswa Fak. Hukum) yang menjadi Ketua Pos LDK Peduli, tidak dapat menyelamatkan seluruh ijazahnya "dari SD hingga SMU dan semua arsip kuliahnya, buku dan pakaian yang tersimpan di sekretariat tersebut. Karena seluruhnya dibakar oleh kaum kuffar bersama arsip dan dokumen LDK tersebut.

Tim Invenstigasi

Pos Keadilan Peduli Ummat

DPD Partai Keadilan Maluku


Last changed: August 05, 1999