[ Laman Ehwal Semasa ReformIS ]

LAPORAN AMBON : BENTROK LAGI DI MARDIKA

Date: 22 Aug 1999
Time: 11:13:37
Remote User: -

Comments

LAPORAN AMBON : BENTROK LAGI DI MARDIKA

Sore itu, saya masih melihat wajahnya menetes air wudhu saat dilepas dengan upacara adat di posko Jihad. Mujahid Hatuhaha itu, kini dengan wajah tersenyum kembali ke Robbnya. Sebuah peluru aparat menembus dadanya jam 18.00 WIT hari ini. Dia meninggal saat penyerangan di Mardika jam 17.00 WIT. Sang mujahid itu masih melempar senyum dan mengepalkan tangannya dengan berucap Allahu Akbar kepada orang-orang di sampingnya sebelum maut menjemput. Kini dia telah pergi.

"Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barang siapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan kami berikan kepadanya pahala yang besar" (QS. An Nisa’ : 74)

Peristiwa Mardika

Bentrok di Mardika terjadi antara Pasukan jihad Hatuhaha dan massa kelompok putih dengan kelompok merah di Mardika pada hari Sabtu jam 17.00 WIT.

Dalam pertemuan kedua kelompok ini, terdengar letupan bom sebanyak 4 kali. Letupan pertama sekitar pukul 17.30 WIT. Kemudian kedua kelompok ini mulai saling menyerbu. Aparat keamanan yang berada di lokasi kejadian tidak tinggal diam. Mereka memberikan tembakan peringatan. Namun kedua massa tidak dihalau. Penyerbuan ini menyebabkan 7 buah toko di mardika milik Tianghoa terbakar. Toko ini dibakar oleh pasukan hatuhaha.

Korban yang meninggal dalam peristiwa ini adalah Muhamad Marasabessy (42 tahun), L. Bili (20 tahun, yang sore itu masih sempat tersenyum kepada saya sambil mengepalkan tangannya dan berucap takbir secara perlahan) dan La Amu (39 tahun). Para korban ini meninggal karena ditembak oleh aparat keamanan. Menurut kesaksian yang disampaikan oleh Hawa yang melihat langsung gugurnya tiga warga muslim ini, korban ditembak oleh aparat dari Yonif 733 bernama Serda Barito. Hawa melanjutkan bahwa aparat keamanan ini cukup dekat dikenalnya.

Suasana bentrokan ini menyebabkan Ambon kembali tegang


Last changed: August 22, 1999